Sabtu, 26 Mei 2012

Sekilas Kardiovaskuler 2,,,,,

Metabolisme aerob membutuhkan oksigen yang akan menghasilkan ATP (36-38) +CO2+panas 
Metabolisme anaerob tidak mememrlukan oksigen sehingga ATP yang dihasilkan hanya sedikit (2ATP) +asam laktat +CO2. ATP yang dihasilkan hanya 1/18 dari metabolisme aerob. 

Penurunan cardiac output mempuyai efek yang buruk ke berbagai organ. Antara lain 

a. Otak Otak yang mengalami penuruna cardiac output maka akan mengalami hipoksia. Yang akan menimbulkan terjadinya metabolisme anaerob yang menghasilkan 2 ATP. Hal ini menyebabkan tidak bisa mempertahankan kesadaran sehingga potensial terjadi cedera. Selain itu juga akan menyebabkan kita tidak bisa berfikir sehingga terjadi gangguan pola pikir. Selain itu metabolisme anaerob juga akan menghasilkan asam laktat yang akan mengiritasi syaraf sehingga akan menimbulkan pusing, pening, sakit kepala yang akan menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan. 
b. Jantung Pada jantung juga terjadi hipoksia yang akan manimbulkan terjadinya metabolisme anaerob yang menghasilkan 2 ATP. Yang akan menyebabkan kontraksi berkurang sehingga SV menurun dan CO pun turun juga. Maka terjadilah lingkaran setan. Selain itu fungsi jantung sebagai pengartur sodium pump juga akan terganggu. Akan terjadi gangguan elektrolit dalam sel sehingga terjadi gangguan elektrofisiologi dan akan terjadi aritmia. Hasil metabolisma anaerob yang lain yaitu laktat akan menumpuk di dalam sel yang akan mengiritasi ujung sel. Di jantung terdapat nervus vagus (deep nerve) yang akan menyebabkan nyeri dan levine sign positif. Nerve ada 2 yaitu deep nerve dan superfisial nerve. Deep nerve ini terletak di organ dalam dan lokasi dari nyeri yang dihasilkan tidak bisa ditunjukkan. Superfisial nerve terletak di kulit, tulang dan daging. Nyeri ini lokasinya bisa ditunjukkan. 
c. GIT Salah satu fungsi dari duodenal adalah mengabsorpsi ion H+ dari asam lambung (HCL). Akan terjadi gangguan penyerapan karena mengalami hipoksia. Akan terjadi metabolisme anaerob yang menghasilkan 2ATP. Terjadi penurunan kemampuan penyerapan ion H yang akan menyebabkan penumpukan ion H yang dalam jangka waktuyang lama akan mengiritasi mukosa lambung sehingga muncullah gastritis. Maka akan terjadi penurunan nafsu makan sehingga intake pun menurun. Maka imunitas pun turun maka akan mudah sekali terjadi infeksi. 
d. Otot Di otot pun akan terjadi hipoksia yang akan menimbulkan metabolime anaerob yang menghasilkan 2 ATP. Kebutuhan energi kurang sehingga akan cepat lelah. Hal ini menyebabkan pasien akan membutuhkan bantuan orang lain yang dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan ketergantungan. Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan bersihan diri dan gangguan harga diri. Maka akan terjadi gangguan konsep diri yang akan menimbulkan HDR, frustasi. Asam laktat yang dihasilkan dari metabolisme anaerob juga kan menimbulkan rasa capek sehingga terjasi gangguan rasa nyaman. Lakukan masase. Hal ini akan mengurangi penimbunan asam laktat. Karena dengan masase asam laktat akan keluar dan masuk pembuluh draah yang ekmudian akan dibuang lewat urin. 
e. Ginjal Pada glomerulus akan terjadi hipoksia. Hal ini akan menyebabkan hipoksia yang menyebabkan iskemia jaringan dan dalam waktu lama akan menimbulkan nekrose jaringan. Albumin, sel darah merah, leukosit yang seharusnya tidak bisa melewati saringan tersebut akhirnya bisa lolos. Maka akan terjadi peningkatan BUN, ureum dan kreatinin. 

Acut Long Edema cirinya adanya ronkhi basah, berbuih, frothy sputum, ada percikan darah, mafas berat. Dalam hal ini cairan plasma sudah masuk ke dalam alveoli. Maka terjadi reaksi penolakan maka timbul batuk. Batuk ini akan enyebabkan peningkatan tekanan intra thorak sehingga pembuluh adrah pecah maka darah yang keluar berbusa. Gesekan pengembangan alveoli dengan cairan akan menimbulkan ronkhi di daerah basal. Dalam kasus ini cairan tidak bisa dihilangkan hanya dengan diuretik saja. Gunakan morfin (sedatif) yang mempunyai efek sebagai diuresis kuat. 
Pada ALO jantung kana tidak membawa darah ke paru paru. Vena cava superior dan inferior tetap memasukkan darah ke atrium kanan maka terjadi bendungan maka akan menimbulkan peningkatan vena jugularis (JVP ). Vena cava superior yang mensuplai darah ke organ bawah dan kaki juga terjadi bendungan sehingga menyebabkan oedem kaki.. vena cava superior yg mensuplai darah ke wajah dan kepala akan menyebabkan oedem pada wajah. 

f. Hepar Darah dari usus diabsorpsi untuk didetoksifikasi di hepar. Di hepar sudah penuh cairan karena bendungan vena cava. Terjadilah hepatomegali. Sel sel hepar rusak terjadi oedema kemudian pecah. Kerusakan sel hepar ini menyebabkan enzim keluar. SGOT dan SGPT meningkat. Terjadilah Jaundice. Hepatomegali ini akan mendesak ke gaster sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di lambung. Selain itu juga terjdi asites dan oedem anasarka. 

Rangsangan Saraf Simpatis 
a. Jantung Rangsangan saraf simpatis pada jantung mengakibatkan peningkatan HR dan kontraksi jantung sehingga akan meningkatkan beban jantung. 
b. GIT Rangsangan saraf simpatis akan menurunkan gerakan peristaltik usus sehingga makanan dari usus mengalami penyimpanan yang lama. Maka akan terjadi konstipasi. Untuk mengeluarkan isi feses maka pasien akan mengejan. Jika mengejan maka akan merangsang valsava manufer. TIK meningkat. Tekanan Intra Thorak juga meningkat. Hal ini akan merangsang n. Vagal. Akan terjadi bradikardia dan terjadilah Cardiac Arrest. Jangan biarkan pasein mengejan, maka berilah LAKSADIN. Obat golongan antasid akan memperparah konstipasi. 
c. Paru Rangsangan saraf simpatis akan menyebabkan takipnea. Maka kadar oksigen bisa menurun dan CO2 meningkat atau sebaliknya. Oksigen meningkat dan CO2 menurun. 
d. Renal Di renal, saraf simpatis akan merangsang medulla renalis. Maka akan mengeluarkan katekolamin. Hal ini akan merangsang katabolisme lemak,protein yang dipecah menjadi glukosa. Maka akan meningkatkan kadar gula darah. Beda dengan orang DM adalah jika deberi obat maka akan turun gula darahnya. 
e. Kulit Akan merangsang kelenjar keringat. Keringat dingin muncul karena mterjadi metabolisme anaerob. 
f. Vessel / Pembuluh Darah Rangsangan saraf simpatis akan menimbulkan vasokonstriksi sehingga akan eningkatkan tekanan darah.(RN)
...Read More..

Sabtu, 05 Mei 2012

Sekilas Tentang Kardiovaskuler 1


Jantung memiliki 3 lapisan yaitu pericardium (epicardium parietalis), epicardium (epicardium visceralis) dan miokardium.Antara pericardium dan picardium terdapat ruang pericard yang berisi cairan pericard ± 15-20 ml. Jika terjadi peradangan pada pericardium maka akan terjadi gangguan penyerapan cairan atau Pericard Efusi
Bunyi jantung I karena adanya penutupan katup mitral dan trikuspid
Bunyi jantung II karena adanya penutupan katup aortik dan pulmonal. 
Untuk membedakan antar bunyi jantung I dan II,maka pada saat kita melakukan auskultasi raba juga denyut nadi pasien. Bunyi jantung I terjadi bersamaan dengan denyut nadi. Sedangakan bunyi jantung II nadi tidak teraba. 
Sistem kelistrikan jantung Jantung kita mulai berdenyut saat usia kehamilan 8 minggu, hal ini terjadi karena adanya sistem konduksi jantung. SA Node berada pada vena cava superior. Menimbulkan kontraksi sebanyak 60-100 x/menit. AV Node berada pada katup trikuspid. Menimbulkan kontraksi sebanyak 40-60 x/menit.
SA node berjalan pada kedua atrium kanan dan kiri. Hal ini ditandai dengan kemunculan gelombang P. Lebar dan tinggi gelombang P ini tidak boleh lebih dari 3 kotak kecil.Jika lebarnya lebih dari 3kk maka terjadi hipertropi atrium kiri. Jika tingginya lebih dari 3 kk maka terjadi hipertropi atrium kanan . Kemudian listrik berhenti di AV node yang berada pada katup trikuspid sejenak. Hal ini karena ada kontraksi di atrium sehingga memberikan kesempatan ventrikel untuk relaksasi. Jika tidak relaksasi maka tidak akan terjadi pemompaan darah. Kemudian listrik mengalir ke bundel his lalu ke serabut purkinje, terakhir listrik mengalir mengelilingi ventrikel kanan dan kiri.
Arteri koronaria berada di bawah katup aorta, dapat aliran darah saat jantungselesai kontraksi.
Gelombang QRS menunjukkan depolarisasi di ventrikel.
Hipertrofi ventrikel kiri dapat dilihat di V5 dan V6. Tinggi R tidak boleh lebih dari 25 kk.
Hipertofi ventrikel kanan dapat dilihat pada V1 dan V2.

Chronic Heart Failure (CHF) 
Pada kasus CHF terjadi hipertropi jantung. Otot jantung memunyai sifat seperti otot polos namun berbentuk seperti otot lurik. Otot lurik ini bersifat volunter dan bisa dikontrol. Otot polos ini bersifat involuter dan tidak bisa dikontrol. Pada CHF terjadi kerusakan di dlaam sel jantung. Normalnya jaringan otot tidak berisi jaringan fibroblast sehingga tidak mampu berkontraksi. Pada kasus jantung yang paling ditakuti adalah Stenosis Aorta. Karena bisa terjadi Sudden Death. Hal ini terjadi karena katub jantung yang sudah tidak fleksibel, menebal. Jika katup membuka dikhawatirkan akan terus membuka sehingga arteri koroner tidak mendapatkan suplai darah.

SV adalah darah yang dihasilkan ventrikel dalam 1 kali kontraksi. 70-80 cc.
CO adalah darah yang dihasilkan ventrikel selama 1 menit. HR itu 70 x/menit.
CO = HR X SV. 70 x x70 = 4900 ml setara 5 liter darah permenit.

SV dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu 
1. Kontraksi. Yaitu kemampuan untuk mengecil. Jika kontraksi meningkat maka SV juga akan meningkat
2. Preload. Yaitu sejumlah darah yang kembali ke jantung sebelum kontraksi. Jika preload meningkat maka SV juga meningkat. Denyut nadi yang kuat menandakan SV juga besar tarjadi pada keadaan dehidrasi, perdarahan atau hipovolemia. Hal ini sesuai dengan Frank Starling Law. Makin besar preload maka semakin besar pula SV.
3. Afterload. Beban yang harus dilawan vetrikel sebelum kontraksi terjadi. Harus ada perbedaan tekana dalam vebtrikel kiri sehingga darah dapat dipompa menuju aorta.(RN)
...Read More..