Senin, 19 September 2011

sekilas tentang.......

DEFIBRILASI

Tujuan Defibrilasi
Defibrilasi tidak memuai kembali (restart) kerja jantung. Defibrilasi menyebabkan jantung berhenti dan secara singkat mengakhiri semua aktivitas listrik, termasuk VF dan VT. Bila jantung masih dapat bekerja, diharapkan pacu jantung normal dapat mengemablaikan aktivitas listrik (kembalinya irama spontan) dan akhirnya menimbulkan irama perfusi.
Walau demikian, pada menit- mneit pertama setelah defibrilasi yang berhasil, irama spontan biasanya lambat dan tidak menghasilkan denyut atau perfusi. RJP dibutuhkan selama beberapa menit hingga kembalinya fungsi jantung yang memadai. Inilah alasan mengapa perlu dilakukan kompresi dada berkualaitas tinggi setelah pemberian suatu kejut listrik.

Prinsip Defibrilasi Dini
Interval antarapingsannya pasien dengan pelaksanaan defibrilasi merupakan salah satu penentu yang paling penting akan ketahanan hidup pasien setelah terjadi henti jantung. Alasan - alasan berikut ini menunjukkan mengapa pelaksanaan defibrilasi dini pada korban henti jantung mendadak sangatlah penting :
* Irama awal yang paling umum ditemukan pada henti jantung mendadak adalah VF atau VT yang cepat, tanpa denyut. VT tanpa denyut dengan cepat memburuk menjadi VF. Ketika VF terjadi ,henti jantung hanya bergetar dan tidak memompa darah.
* Penanganan yang paling efektif bagi VF adalah defibrilasi listrik (penghantaran kejut listrik untuk menghentikan VF)
* Kemungkinan berhasilnya suatu defibrilasi akan menurun dengan cepat seiring dengan berjalannya waktu.
* Bila tidak ditangani VF akan memburuk menjadi asistol

Semakin dini tindakan defibrilasi dilakukan,akan semakin tinggi angka ketahanan hidup pasien. Ketika terjadi VF, RJP dapat memberikan sedikit aliran darah ke jantung dan otak tetapi tidak dapat secara langsung mengembalikan irama jantung yang teratur. Pengembalian irama perfusi membutuhkan defibrilasi dilanjutkan RJP yang segera dilakukan dalam beberapa menit sejak mulai terjadinya henti jantung.

Untuk tiap menit yang berlalu antara onset henti jantung dan henti jantung pelaksanaan defibrilasi, kemungkinan pasien untuk bertahan hidup dari henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest SCA) VF berkurang sebanyak 7% hingga 10% permenit bila tidak ada usaha RJP yang segera dilakukan oleh orang yang berada di dekatnya. Bila RJP segera dilakukan oleh orang yang berada didekatnya, maka penurunan kemungkinan pasien untuk bertahan hidup akan terjadi sedikit demi sedikit dengan rata- rata 3% hingga 4 % per menit sejak pingsannya hingga dilakukan defibrilasi. RJP dapat melipatgandakan  ketahanan hidup pasien yang mengalami SCA pada sebagian besar interval defibrilasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar